Pengajian Kitab At-Tibyan Kelas Kibar (MTs Putra dan MTs Putri)
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diturunkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw, yang dijadikan Allah SWT sebagai tantangan bagi jin dan manusia yang meragukan kebenarannya. Serta bantahan bagi semua golongan yang menyimpang.
Al-Qur’an ibarat musim semi yang menyebarkan kebahagiaan dan menyuburkan hati orang-orang yang memiliki keyakinan dan pengetahuan. Al-Qur’an tidak akan usang karena sering diulang dan tidak akan pudar karena zaman berputar. Rasulullah saw bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Quran”
KitabAt-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an (Penjelasan tentang Adab Mengemban al-Qur’an) merupakan kitab yang membahas perkara-perkara yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang Islam. Kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan adab kita dalan menjalin interaksi dengan kitab suci Al-Qur’an al Karim. Kitab ini merupakan salah satu karya dari Imam Abu Zakariyya Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi, yang masyhur dengan sebutan Imam An-Nawawi.
Secara garis besar, kitab ini menjelaskan bagaimana cara kita memuliakan Al-Qur’an. Di dalamnya membahas beberapa tema, seperti keutamaan membaca dan mengkaji Al Qur’an, kelebihan orang yang membaca Al Qur’an, menghormati, dan memuliakan golongan Al Qur’an. Selain itu, kitab ini juga memuat panduan mengajar dan belajar Al Qur’an, panduan menghafal Al Qur’an, adab dan etika membaca Al Qur’an, adab berinteraksi dengan Al Qur’an, dan lain-lain.
Perlu diingat bahwasannya dalam madzhab yang shahih, para ulama mengatakan bahwa membaca Al-Qur’an adalah lebih utama dari membaca tasbih dan tahlil serta dzikir-dzikir lainnya. Banyak dalil kuat yang mendukung hal itu, Wallahua’lam.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra, Nabi Muhammad saw bersabda: “Hendaklah penghafal Al-Qur’an menghidupkan malamnya dengan membaca Al-Qur’an ketika orang lain sedang tidur dan siang harinya ketika orang lain sedang berbuka. Hendaklah dia bersedih ketika orang lain bergembira dan menangis ketika orang lain tertawa, berdiam diri ketika orang lain bercakap dan menunjukkan kekhusyukkan ketika orang lain membanggakan diri.”
Selanjutnya kita juga dianjurkan untuk mengagungkan dan membaca Al-Qur’an dengan sebenar- benarnya dan sebaik-baiknya dan bersikap khusyuk ketika membacanya, seperti memperhatikan makhraj huruf-hurufnya dengan tepat, membelanya dari penakwilan orang- orang yang menyelewengkannya dan gangguan orang-orang yang melampaui batas, membenarkan isinya, menjalankan hukum-hukumnya, memahami ilmu-ilmu dan perumpamaan-perumpamaannya, memperhatikan nasihat-nasihatnya, memikirkan keajaiban-keajaiban dan mengamalkan ayat- ayatnya yang muhkam (jelas) dan menerima ayat-ayatnya yang mutasyabih (samar), mencari keumuman dan kekhususan, nasikh dan mansukh-nya, menyebarkan keumuman dan kekhususan ilmu-ilmunya.
Di dalam kitab ini, juga menjelaskan beberapa adab dalam menghafalkan Al-Qur’an, di antaranya: berada dalam keadaan paling sempurna dan perilaku paling mulia, hendaklah dia menjauhkan dirinya dari segala sesuatu yang dilarang Al-Qur’an, terpelihara dari pekerjaan yang rendah, berjiwa mulia, lebih tinggi derajatnya dari para penguasa yang sombong dan pencinta dunia yang jahat, merendahkan diri kepada orang-orang sholeh dan ahli kebaikan, serta kaum miskin, dan hendaklah dia seorang yang khusyuk memiliki ketenangan dan wibawa.
Di zaman modern saat ini, sangatlah dibutuhkan pendidikan etika, akhlak ataupun moral. Lembaga Pondok Pesantren salah satu lembaga yang tepat dalam penanaman pendidikan tersebut. PP Tahfidz Anak Al-Jamal Slungkep Kayen adalah lembaga pesantren yang berbasis Tahfidz Al-Qur’an. Dengan adanya kajian kitab At-Tibyan setiap sepekan di PP Tahfidz Al-Jamal, menjadi salah satu media guru untuk menyampaikan isi kitab At-Tibyan dan menyampaikan nasehat-nasehat untuk para santrinya. Di PP Tahfidz Anak Al-Jamal telah menerapkan isi kitab At-Tibyan yaitu dengan adanya sanad keilmuan guru yang menandakan guru tersebut telah berkompeten, pada saat hendak mendatangi gurunya santri sudah dalam keadaan yang sempurna, rapi, dalam keadaan suci, telah bersiwak namun ada beberapa santri yang belum bersiwak karena adanya alasan pribadinya, sikap sopan dan bergabung sudah diterapkan dengan bukti sebelum giliran mereka masing-masing membaca AlQur‟an sebelum gilirannya, dalam mengaji tidak ada paksaan dipihak guru maupun santri karena sudah ada jadwal belajar mengajar setiap harinya, santri selalu bersemangat namun ada kalanya semangatnya memudar, waktu pembelajaran dimulai dari pagi hari setelah sholat subuh.
Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dan sangat ditekankan pada santri Al-Jamal adalah memuliakan Al-Qur’an dari hal-hal yang terkadang terabaikan oleh sebagian santri ketika membaca bersama-sama. Di antaranya Yang perlu dihindari ketika sedang membaca Al-Qur’an, antara lain:
- Tertawa terbahak-bahak
- Berbuat bising
- Tangannya bermain-main
- Bercakap-cakap ketika membaca Al-Qur’an
- Memandang kepada sesuatu yang dapat melalaikan dan melencengkan pikiran dan tumpuan.
- Memandang sesuatu yang tidak boleh dipandang, contohnya seperti memandang lelaki Imrod (yang mulus wajahnya dan tampan atau yang perumpamaan lainnya). Karena memandang kepada laki-laki Imrod tanpa keperluan adalah haram, sama saja dengan syahwat ataupun tanpa syahwat, sama saja aman dari fitnah atau tidak aman. Ini adalah madzhab yang shahih dan terpilih di kalangan ulama. Imam Asy- Syafi’i dan para ulama yang tidak sedikit jumlahnya telah menyebutkan pengharamannya.